Kamis, 05 Februari 2015

2 Pemuda Tampan(ku)

Teruntuk tanggal 1 bulan kedua

Ketiga kalinya aku menuliskan untuk mengejar. mengejar kilasan detik yang tak memungkinkan untuk diputar kebelakang. tanggal 1 seharusnya 4 hari yang lalu. tapi tak apa kan, jika saja kusempatkan hari ini untuk sekedar bertukar sapa dengan mereka yang namanya tertera di seluruh surat cintaku kali ini. 


Assalamualaikum!

Selamat pagi, pemuda-pemuda tampanku.
Aku berani bertaruh, saat ini kalian sedang berjibaku dengan kantukmu masing-masing. rutinitas memang menyebalkan, eh? Hahaha. Berjuanglah. aku yakin kalian sedang dibentuk tamengnya untuk bisa jadi imam terbaik di masa depan. Amiiiiiin.


Bagaimana cecap rasanya duduk di meja kantoran, Mas?
Sudah sekitaran 2 bulan tak hanya kamu; aku, orangtua serta kekasihmu-pun tak hentinya panjatkan doa agar kamu cepat menyingkirkan gelar pengangguranmu itu. nampaknya kekasihmu sudah tak sabar untuk dipinang dan disandingkan denganmu di pelaminan ya, hehehe. dan sebagaimana syarat yang diajukan Bapak, akhirnya Allah merestui jalanmu beribadah menuju Jannah-Nya bersamaan dengan orang yang diharapkan jadi pendamping hidupmu, inshaallah. baru saja aku mendengar Bapak dan Ibu berbincang. tak lama lagi, mungkin. akan ada perayaan mengharu-biru yang pertama kali dilakukan oleh orangtua kita. aku saja gugup, apalagi kamu yang jelas jadi pemeran utamanya.
Bahagia kah? Sudah pasti dong. melihat kamu yang telah payah berusaha untuk mewujudkannya, tak ada yang lebih menyenangkan selain ikut berbahagia. hanya saja, aku sedikit kehilangan.
Akan ada waktu rumah ini terasa begitu lengang. waktu temu yang biasanya riuh, mungkin akan berkurang volumenya. sudah waktunya aku harus membiasakan. toh kita tetap bertemu, kan? Walaupun memang tidak pasti setiap hari, kuharap saja kau masih ingat adik perempuanmu ini. adakalanya aku masih akan keras kepala. masih sering ngotot berbenturan dengan orangtua. sosokmu yang sering menengahi (mungkin), sedikit memunculkan rindu yang agaknya bisa berkelanjutan. 
Anggap saja aku tak ingin kau tetiba alpa terhadapku. terhadap adik yang sering kau ajak bertengkar dulu. adik yang tak pernah kau beri ucapan selamat ulangtahun. adik yang selalu ingin cerita mengenai kisah cintanya tetapi malu-malu. adik yang suka melihat ketika kamu ditegur, tapi diam-diam juga sedih melihatmu jatuh. 
Mas, doaku mengiringimu selalu. Bercintalah dengan dunia, tapi bercumbulah juga dengan akhirat. mereka sejoli yang tak pernah bisa terpisah. Ketika kamu mampu merangkul keduanya, inshaallah semuanya dimudahkan, bismillah. 


Nah, kali ini, masihkah berkutat dengan buku tulismu, Dik?
Capai mungkin mengingatkanmu untuk selalu belajar. Hentikan keasyikan dengan telepon genggammu, dan bla bla bla. maafkan aku. tapi memang seharusnya begitu. entah karena dulu aku juga diperlakukan sama, mungkin, hahaha.
Aku masih tak rela kamu memulai kisah-kisah cinta layaknya remaja kebanyakan. aku memang jomblo, memang. tapi jujur, tak ada sangkutpautnya sama sekali. aku hanya ingin mengingatkan, cinta itu tidak selamanya menumbuhkan bunga. takut saja ketika yang kamu rasakan nanti justru duri. sakit, dik. percayalah. kelak, jika memang saatnya, kulepaskan kau mencicip apa itu cinta. tentu dengan kesiapanmu sendiri dalam menanggung resikonya pula.
Untuk saat ini, sibukkan dirimu saja. pertajam daya ingatmu. perbaik kemampuan bermain bola mu. perkuat iman dan batinmu.
Bantu aku dulu dik. pekerjaan rumah kita masih menumpuk. tahukah kau kita akan ada perayaan besar? perayaan yang merupakan berita bahagia untuk orang banyak. sanak saudara akan berkumpul, rumah akan riuh. pastilah kita akan sibuk. jangan pernah kamu berpikiran untuk mangkir, ya. berkutat dengan game dan acara televisi itu? jangan pernah harap, hahaha.
Maafkan aku jika selama ini terlampau keras. tapi sungguh, tak ada setitikpun benci yang ingin kuutarakan. mungkin bentuk sayangku seperti itu. tak ingin kamu jadi laki-laki yang lembek dan manja. kuingatkan, kamu itu laki-laki. 
Dik, apapun, aku menyayangimu, sungguh. Kita prajurit perang terakhir ketika mas sudah menjadi milik oranglain nanti. medan perang kita masih panjang. terutama kamu, yang nantinya akan jadi prajurit paling akhir ketika aku juga didapuk mengikuti lelaki kirimin Sang Maha Pengatur Jodoh. siapkan? tapi tenang, saat ini kita masih berjuang berdua.
Mimpi-mimpi dalam daftarmu masih banyak pasti. pesanku, usahakan satu-satu. bismillah, doaku menyertaimu. 


Selamat menyusur alur hidup kalian, pemuda-pemuda tampanku. Kutunggu sela ceritanya sembari menyiul rindu.

ditulis,
oleh seorang perempuan dalam sela 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar