"Kamu lelah memapah rindu sendirian, lalu kaucari tempat paling ampuh untuk mengusir perasaanmu: air mata" - Dwitasari
kutipan diatas busuk, ya. kalau memang aku gengsi, bakal ku-unfollow si novelis ternama yang sedang tenar dengan ungkapan-ungkapannya yang selalu diretweet khalayak ramai itu. sayangnya, aku seperti mereka. pengikut dominansi. yang mindsetnya sedang amburadul gara-gara berlagak sok kuat menatih kakinya dalam lintasan juang : memapah rindu sendirian. walaupun pada titik ini, akhirnya aku mengakui kalau itu melelahkan.
aku sampai pada muka tembokku dan berani bilang : "yang jarak berjam-jam aja dijabanin ya. yang jarak 2jam aja ga jadi-jadi. sedih."
DAMN. memulihkan rasa rindu itu memang membuatku bertindak di batas wajar. dasarnya gila mungkin, haha. jujur saja, melelahkan. berkomunikasi melalui aplikasi percakapan itu terlampau memuakkan. apalagi mengetahui kau memilih berada ditempat lain daripada menemuiku barang sehari saja. capai. capai meyakinkan alam sadar dan tidak sadarku mengenai pilihanmu saat itu.
harus nangis?
se-ampuh-ampuhnya nangis juga ga bakal berefek mujarab jika dilakoni untuk kesekian kalinya. playlist ku pun ikutan lelah memutarkan tembang-tembang The Script dan Demi Lovato sembari melelehkan penat-penat rindu itu melalui kedua pelupuk mata yang ditemani lingkar menghitam di sisi bawahnya.
lebay ya. belum apa-apa aja uda nangis. menangis pada dasarnya melegakan, dan itu yang coba aku lakukan. bukan pada batas frustasi atau tekanan. hanya mencoba membuat ruang saja. kalau kupilih untuk jauh sejenak, tak apa kan? memastikan baik nalar dan rasaku sepadan. memastikan kalau aku tidak terlampau jauh bergelayut dan menggapai udara kosong.
tenang saja. waktunya akan berirama dan beradu dengan manis. ejalah namaku dalam setiap doamu, jika memang itu maumu. tak ada paksaan. kita selalu mengelu-elukan kalau jodoh pasti tak kemana. jikalau itu kau, pucuk doaku pun tak sejengkal jauh dari gurat pipimu yang tipis, yang senyumnya selalu mempunyai tempat di setiap slot ingatanku.
selamat malam,
dari seorang penikmat hujan dan kesepian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar